Thursday 17 March 2011

Sebuah surat peringatan dari Imam 'Ali

Alkisah ada seorang datang kepada Imam 'Ali, "Wahai Imam, aku telah membeli sebuah rumah, dan aku ingin engkau menuliskan akad pembeliannya dengan tanganmu sendiri."Imam memandang orang itu dengan tatapan penuh kebijaksanaan. Beliau merasakan bahwa keduniawian telah menempati singgasana hatinya dan tangan-tangan nafsu telah menggapainya. Lalu, dia menuliskannya sebagai berikut :

"Segala puji bagi Allah dan shalawat atas Rasul-Nya. Seorang mayat telah membeli sebuah rumah dari seorang mayat yang lain di negeri para pendosa dan di tempat tinggal orang-orang yang lalai, yang memiliki empat batas, batas pertama berujung pada kematian, batas kedua sampai ke kuburan, batas ketiga sampai ke penghisaban, dan batas keempat sampai ke surga atau neraka."

Melihat tulisan itu, orang tadi menangis pilu. Dia menyadari bahwa Imam ingin menyigkapkan tirai-tirai tebal dari hatinya yang lalai. Dia berkata, "Amirul mukminin, aku bersaksi kepada Allah bahwa aku menyedekahkan rumah itu kepada para ibnu sabil." Imam yang bijaksana itu menjawab dengan untaian syair berikut:

Diri menangisi dunia, dan dia tahu
Bahwa keselamatan adalah meninggalkan isinya
Pasca kematian, tak ada rumah yang ditempati
Kecuali yang dibangun sebelum kematian
Jika dia membangunnya dengan kebaikan
Baguslah tempat tinggalnya
Jika dia membangunnya dengan kejahatan
Buruklah orang yang membangunnya

Dimanakah raja-raja yang menguasainya
Hingga pelayan memberinya cawan kematian
Harta yang kita kumpulkan hanya untuk ahli waris
Dan rumah yang kita bangun dirusak masa
Berapa banyak kota yang telah dibangun di dunia
Menjadi rusak, dan kematian binasakan penghuninya

Jika setiap orang takut pada kematian
Harapan akan menguatkannya
Seseorang membentangkan dan masa akan menggenggamnya
Diri menyebarkan dan kematian melipatnya
Kemuliaan adalah akhlah yang suci
Awalnya agama dan kedua akal
Ketiga ilmu dan keempat kesantunan
kelima kemurahan dan keenam keutamaan
Ketujuh kebaktian dan kedelapan kesyukuran
Kesembilan kesabaran dan terakhir agama

dirinya tahu bahwa aku tak mempercainya
Jangan bersandar pada dunia dan seisinya
Kematian pasti akan binasakan kita dan dunia seisinya
Beramallah untuk negeri kelak yang dijaga Ridhwan
Ahmad tetangganya dan Al-Rahman Penciptanya
Istanya dari emas dan parfumnya kesturi
Za'rafan adalah rumput yang tumbuh disana
Sungai-sungainya dari susu murni dan madu
Serta arak murni yang mengalir di selokan
Burung membuat sarang di dahan-dahan
Memuji Allah dengan suara keras di halamannya
Siapa membeli rumah di Firdaus, memakmurkannya
Menghidupkannya dengan serakaat dalam gelap malam.